Senin, 22 Oktober 2018

AADMDSI


Ada apa dengan Mertua dan saudara ipar(AADMDSI)?
Emang ada apa?????
Bagi yang belum menikah dan akan menikah pasti kalian akan bertanya-tanya emang ada apa dengan mereka? Calon mertua saya baik binggiiidtt dan saudara ipar saya manis-manis semua. Almost Perfect. Nyarisss Sempurna.
Sesungguhnya di dalam kata nyarisss itu ada kesempurnaan lain yang tidak pernah kamu perhitungkan sebelumnya. Apa itu??
Kalau mau tau nikah dulu sanaah!!wekawekacekakakakkk
Nah kalo buat kamu yang sudah menikah pasti langsung terbesit, mertua saya tuh ya bla bla bla, apalagi adik ipar saya, apalagi kakak ipar saya,,masyaaAllah,,,bla bla bla. "bla,bla,bla" nya diisi sendiri,  berdasarkan pengalaman pribadi.
Dulu pertama-tama menikah saya sempat syockk, wah ternyata Ibu mertua saya tuh begini banget yak, bapak mertua saya begitu, kok adik ipar saya begitu sama saya? Kok kakak ipar saya ngomong nya gitu? Padahal dulu enggak gitu lho!
Sering saya berpikir kenapa kalau ibu saya yang marah-marah atau berkata dengan tangga nada tinggi nggak pernah saya ambil hati sedangkan kalau ibu mertua saya yang menasehati kok rasanya makjleb,clekit-clekit di hati? Dalam hati rasanya ngedumel.
Dan kenapa tiap kali mertua ingin tahu kondisi kita, kita anggap lebayy? Terlalu khawatir kita Anggap lebayy? Terlalu perhatian kita anggap lebayy? Dan terlalu,,, terlalu yang lain.
Hingga saya tersadar bahwa sebenarnya ilmu akulturasi budaya seharusnya saya pahami sejak sebelum menikah. Budaya yang mana? Budaya di keluarga Ku dan keluarga Mu lah yaaa. Budaya keluarga ini semacam kebiasaan yg berbeda-beda dalam setiap keluarga. Misalnya ada keluarga yang hobinya kalau manggil teriak-teriak,dan keluarga sebelah manggil dengan lirih.
Dengan menguasai Ilmu sosial ini insyaAllah akan mengubah paradigma kita para menantu bahwa sebenarnya mertua kita tuh nggak galak, nggak cerewet, nggak judess, mereka tuh biasa aja ngomongnya, cuma kita aja yang baper (bawa perasaan) kebawa lagu jaman Now "aku cuma punya hati,,,"(eniwey ada yang tahu itu lagu siapa?)
Bahwa sebenarnya mertua kita tuh nggak lebay cuma kita aja yang cueknya kebangetan.
Bahwa sebenarnya ketika mertua kita diam saja dan jarang bicara sama kita tuh bukan karena nggak suka dengan keberadaan kita cuma kita saja nggak ngeh kalau beliau nunggu kita ngajak ngomong duluan.
Bahwa sebenarnya kalau kita sering beda pendapat dengan ipar bukan berarti kita gak bisa kompak dengan doi cuma kita aja lupa kalau saudara ipar kita juga masih menyesuaikan dengan diri kita sebagai new comer dalam keluarga nya.
Bahwasanya baik mertua dan saudara ipar kita adalah manusia biasa seperti kita, punya kekurangan dan kelebihan. Nggak ada manusia yg mutlak tercela dan nggak ada manusia yang seratus persen sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Let's change our mind,, jangan lagi jadikan mereka sebagai keluarga asing di hati kita. Mereka sama seperti keluarga kandung kita, sama. Sama-sama ujian!hahaha
Cintai mereka sebagaimana kamu mencintai pasanganmu, karena mereka adalah paket komplit spesial pake telor yg dikirim oleh Allah untuk mu.
Demikian tulisan dari saya,new comer dalam ilmu analisis akulturasi budaya keluarga. Semoga bermanfaat.